( oleh Ust.Jahada Mangka,Lc )
1.
Agar
peserta tarbiyah menyadari kondisi ummat Islam hari ini.
2.
Untuk
menumbuhkan semangat dan tanggung jawab terhadap Islam.
3.
Agar
peserta tarbiyah mengetahui solusi dan jalan keluar untuk mengembalikan
kejayaan ummat.
Kenapa Umat Islam
mengalami kemunduran?
Para ulama kita secara khusus,
sejarahwan kita sepakat bahwa umat Islam hari ini mengalami kemunduran dan
keterbelakangan kalau dibandingkan dengan periode umat terdahulu. Bahkan jika
kita membandingkan realitas umat Islam hari ini dan umat Islam khususnya diawal
dakwah Islam, maka sekarang ini terjadi keterasingan yang kedua (Al ghurbatu
tsani) setelah keterasingan pertama (Al ghurbatu Uwla) setelah Rasulullah
berdakwah.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda ”Islam datang dalam keadaan asing. Islam datang dalam keadaan aneh dan
suatu saat ia datang dalam keadaan yang asing dan aneh”.
Perbedaan
antara Al Ghurbatu Uwla dan Al Ghurbatu Tsani yaitu:
a)
Keterasingan
pertama
Keterasingan Islam
yang pertama kali disebabkan oleh jumlah kaum muslimin yang sangat sedikit dan
kekuatan mereka yang sangat lemah dibandingkan dengan kekuatan kufur (Al
ghurbatul uwla). Tapi, pemahaman mereka terhadap Islam itu benar. Bahkan
jangankan orang yang sudah lama masuk Islam, orang baru masuk Islam saja sudah
memahami akan hakikat Islam yang sesungguhnya, hakikat Islam yang sebenarnya,
paling tidak mereka paham akan masalah-masalah pokok dalam Islam. Orang-orang
musyrikin, orang-orang kafir sekalipun paham akan Islam, mereka paham hakekat ﻻﺇﻠﻪﺇﻻﺍﷲ dan mereka tokoh-tokoh kekafiran
yang berdiri menentang Islam adalah orang-orang yang paham akan hakikat Islam.
Buktinya diawal rasulullah menyampaikan dakwah, terjadi keresahan dikalangan
orang Quraisy. Tokoh-tokoh Quraisy mendatangi Rasulullah, mereka bertanya
kepada Rasulullah tentang apa yang
beliau bawa, yang membuat orang Quraisy
menjadi resah yang memisahkan antara bapak dan anaknya, ibu dan anak,
suami dan istrinya.
Rasulullah,
“Saya hanya membawa I kalimat yang jika
kalian beriman kepada kalimat itu maka kalian akan menguasai daratan Arab dan
non Arab.”
Tokoh
Musyrikin, “jangankan sekali, 10 kalipun kami siap mengucapkannya.”
Rasulullah,
“katakanlah”
Tokoh
musyrikin, “Kami tidak akan mengatakannya dan kami tidak akan membiarkanmu
dengan kalimat ini.”
Ini menunjukkan bahwa tokoh-tokoh
musyrikin itu paham akan hakikat dan konsekuensi dari
b)
Keterasingan
yang kedua
Umat Islam asing
ditengah-tengah orang Islam itu sendiri. Tidak sedikit dari penuntut ilmu,
Muballigh, duat yang tidak memahami hakikat dan makna ﻻﺇﻠﻪﺇﻻﺍﷲ yang sebenarnya.
Contoh:
a)
Ketika
ada pelarangan terhadap orang-orang yang bertabarruk pada kuburan orang yang
dianggap shaleh bahwa itu adalah kesyrikan, maka mereka menjawab: “dari mana
anda mengatakan bahwa ini syirik? Anda ingin memisahkan Islam dengan rohani.
b)
Ketika
dikatakan kepada kaum muslimin tidak boleh berhukum dengan hukum selain Allah
dan rela dengan hukum selain Allah karena ini membawa kepada kesyrikin dan
mengeluarkan orang dari Islam , dari mana anda mendatangkan faham dan pendapat
seperti ini? maka mereka mengatakan anda adalah fundamentalis, teroris,
ekstrimis atau kalaupun ada yang menjawab paling tinggi adalah berhukum kepada
hukum selain Allah adalah kufrun duna kufrun dan kebanyakan mengatakan ini
hukum dan Islam adalah agama.
c)
Kita
sampaikan pada guru dan dosen sosiologi, pada guru dan dosen pendidikan bahwa
ilmu yang kalian pelajari dan ajarkan adalah ilmu barat yang bertentangan
dengan syariat Islam bahkan bertentangan dengan aqidah Islam. Mereka akan
berkata Anda ini adalah ekstrim, apa hubungannya ilmu dengan agama.
Begitu banyak
persoalan prinsip dalam Islam yang jika diangkat orang Islam akan merasa asing dengan
persoalan ini. Inilah orang yang mengaku Islam namun mereka tidak menyadari
bahwa sesungguhya mereka tidak berada pada hakekat Islam sesungguhnya. Inilah
kerasingan Islam yang kedua yang tentu saja ini membutuhkan semangat,
perjuangan yang besar untuk memperbaikinya. Sekarang yang harus dilakukan
adalah tidak sekedar merintis pemahaman salaf tapi meluruskan pemahaman/manhaj
talaqqinya, baru kemudian kita membangun umat ini.
Fenomena
kemunduran:
Dilihat dari 2
sisi.
1.
Dari
sisi wilayah / teritorial:
Secara umum Negara territorial
umat Islam dibagi tiga, yaitu:
a)
Negeri
Islam yang telah dirampas (disana eksis Islam, ditegakkan syariat Islam tetapi dicaplok oleh kaum kuffar,
artinya dulunya dia adalah negeri Islam tetapi dirampas oleh orang kafir. Misal:
·
Spanyol
(Andalusia)
Umat Islam sempat
membangun peradaban yang gemilang selama kurang lebih 8 abad di
Spayol/Andalusia, dan merupakan peradaban yang tidak ada tandingannya.
Bahkan para pemuda Eropa menuntut ilmu
wasilah kepada ulama-ulama Islam di Andalusia kemudian mereka mengembangkan di
barat. Jadi peradaban yang dicapai barat adalah adopsi dari peradaban umat Islam
bukan saja ilmu syar’i yang dituntut tapi juga ilmu wasilul haya. Di Andalusia
lahir ulama yang menjadi maraji, padahal tidak pernah belajar ke Arab dan
terkenal di dunia Internasional seperti tafsir Al Kurtubi, Ibnu Arabi dan masih
banyak lagi ulama internasional dalam berbagai disiplin ilmu muncul di spanyol.
·
Palestina
Yahudi merampasnya
kemudian mendirikan Negara Yahudi di jantung kota kaum muslimin.
·
Pilipina
Sebelum datang
Spanyol menjajah kemudian diserahkan kepada Amerika, Negara ini merupakan Negara umat Islam .
Catatan :
Para Ulama sepakat,
hukum asal jihad fisabilillah adalah fardhu kifayah. Tetapi dapat berubah
menjadi fardhu ‘ain ketika ada negeri kaum muslimin yang dimasuki kaum kuffar,
maka orang-orang di negeri itu wajib jihad mengusir orang-orang kafir dan jika
tidak mampu maka tetangganya membantunya. Hari ini bukan hanya sejengkal tanah
umat Islam yang telah dimasuki orang-orang kuffar yang mereka rampas tapi 1
benua telah mereka ambil. Yang lebih menyedihkan adalah negeri palestina yang
merupakan tanah suci umat Islam dan tempat isra’nya Rasulullah dan isra pertama
kaum muslimin telah diambil separuh oleh orang Yahudi dan dijadikan Negara
Yahudi.
b)
Negeri
Islam yang sedang bergolak. Mis:
·
Palestina
·
Irak
·
Afganistan
·
Checnya
c) Negeri
Islam yang terancam.
·
Indonesia
·
Negara
arab
·
dan
sebagainya.
2.
Dari
aspek kehidupan
[QS. Al
- A'raaf (7) ayat 96]
Artinya :
Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya
a)
Aqidah
b)
Ibadah
c)
Akhlak
d)
Ekonomi
e)
Politik
f)
Pendidikan
g)
Meliter
Di antara sebab
kemunduran di atas, adapun :
1.
Cinta
dunia:
·
Tersebarnya
riba
·
Sibuk
dengan dunia
·
Ridha
dengan dunia
2.
Takut
mati —- meninggalkan jihad.
Sebab
utama kemunduran adalah jauhnya ummat dari Al Qur’an.
·
QS.
Al-An’am (6) ayat 4 – 6
Artinya
:
4.
Dan
tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat[458] Tuhan sampai kepada
mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya).
[458]
Ayat di sini berarti mukjizat atau ayat Al-Quran atau peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam alam yang menunjukkan kekuasaan Allah.
5.
Sesungguhnya
mereka Telah mendustakan yang Haq (Al-Quran) tatkala sampai kepada mereka, Maka
kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu
mereka perolok-olokkan.
6.
Apakah
mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang Telah kami binasakan
sebelum mereka, padahal (generasi itu) Telah kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah kami berikan kepadamu, dan kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan kami jadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka, Kemudian kami binasakan mereka Karena dosa mereka sendiri, dan
kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.
·
QS.
Fushshilat (41) ayat 52
Artinya :
Katakanlah:
“Bagaimana pendapatmu jika (Al Quran) itu datang dari sisi Allah, Kemudian kamu
mengingkarinya. siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada
dalam penyimpangan yang jauh?”
Solusi dan
terapinya:
1.
Melahirkan
generasi Qur’an.
[QS. Al-Furqan
(25) ayat 52]
Artinya :
Maka janganlah kamu
mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran
dengan jihad yang besar.
2.
Jalan
melahirkan generasi qur’ani adalah lewat tarbiyah jaddah (yang serius).
[QS. Al-Jumu’ah
(62) ayat 2]
Artinya
:
Dia-lah yang
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata,
The
Source :
0 komentar:
Posting Komentar